Hati-hati Mengunggah Foto Liburan di Media Sosial

Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:17:41 WIB
Ilustrasi foto liburan. Freepik.com

MimbarNews.com - WISATAWAN yang tengah berlibur sebaiknya berhati-hati mengunggah di media sosial. Sebab, kini banyak penjahat yang memanfaatkan foto tersebut untuk menipu. Mereka menggunakan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan, untuk mengelabui wisatawan agar mengeluarkan uang dan data pribadi yang sensitif.

Steve Grobman, kepala teknologi di McAfee, sebuah perusahaan perlindungan daring, mengatakan bahwa para penipu menggunakan teknologi untuk mengoptimalkan tingkat konversi korban, seperti AI untuk menemukan korban yang lebih mungkin tertipu. "Dan mereka membuat penipuan lebih relevan atau menakutkan bagi korbannya," kata dia, seperti dilansir Daily Mail, 16 Oktober 2025.

Grobman mengklaim bahwa penjahat siber akan mengincar wisatawan yang lebih muda dan hemat dengan penawaran perjalanan murah, sementara memikat wisatawan yang lebih tua dan kaya dengan perjalanan mewah.

Modus Penipuan

Para penipu mencari korban melalui media sosial, pesan teks, email, atau telepon. Mereka sering kali berpura-pura berafiliasi dengan organisasi mapan dan mengirimkan penawaran menarik. Setelah itu, mereka akan menekan korban untuk membayar atau berisiko kehilangan kesempatan.

Laporan menunjukkan 6.066 insiden travel scam tahun lalu. Juli menjadi bulan paling aktif untuk laporan, menurut data Action Fraud.

Asosiasi perjalanan Inggris ABTA memperingatkan para wisatawan untuk menggunakan insting. Jika tawaran itu seperti mimpi karena terlalu menguntungkan, kemungkinan besar memang hanya mimpi. Penipu sering kali menggunakan metode pembayaran dengan perlindungan konsumen yang lebih lemah daripada kartu kredit.

Pedoman ABTA menyarankan untuk tidak pernah membayar langsung ke rekening bank perorangan dan memeriksa apakah alamat web tersebut sah dan belum diubah sedikit pun pada nama domain.

Unggahan Media Sosial

Penjahat juga dapat menggunakan postingan media sosial untuk menipu. Menurut Grobman, penipu tidak memerlukan lokasi atau nama hotel untuk mengetahui keberadaan seorang pelancong. Untuk merancang penipuan yang dipersonalisasi, mereka akan menggunakan teknologi untuk mencari tahu tempat liburan berdasarkan unggahan media sosial.

"Jika Anda merasa berhati-hati karena tidak menyebutkan lokasi, kecerdasan buatan dapat membantu penipu mengidentifikasi lokasi Anda dengan tepat, bahkan hingga ke restoran atau hotel," ujarnya.

Kemudian mereka dapat menggunakan informasi tersebut untuk menciptakan skenario yang jauh lebih meyakinkan. Untuk penipuan ini, pelancong mungkin menerima email, SMS, atau pesan WhatsApp dari hotel yang memberi tahu mereka tentang tagihan yang belum dibayar.

Grobman mengatakan tautan tersebut mungkin asli untuk menghindari deteksi, tetapi nomor teleponnya bisa saja palsu. Untuk menghindari penipuan ini ketika mendapatkan pesan seperti itu, saran umumnya adalah menghubungi hotel secara langsung dan menanyakan tentang tagihan yang belum dibayar.

Terkini