Lubang Jepang Bukit Tinggi: Jejak Sejarah Perang Dunia II DI Perut Bukit

Rabu, 24 September 2025 | 18:02:27 WIB
Sahnanhasibuan Pemred mimbarriau.com

Bukit Tinggi – Di balik pesona alam dan kesejukan kota Bukittinggi, tersimpan jejak sejarah kelam masa penjajahan Jepang dalam bentuk Lubang Jepang atau dikenal juga sebagai Japanese Tunnel. Terletak di kawasan Ngarai Sianok, situs bersejarah ini menjadi salah satu destinasi wisata edukatif yang menyuguhkan pengalaman langsung menjelajahi bunker bawah tanah peninggalan Perang Dunia II.

Sejarah dan Latar Belakang

Lubang Jepang dibangun pada tahun 1942–1945 oleh tentara pendudukan Jepang dengan menggunakan sistem romusha—kerja paksa terhadap rakyat lokal yang sebagian besar tidak pernah kembali dari proyek ini karena kondisi kerja yang ekstrem dan kekejaman tentara Jepang. Panjang terowongan diperkirakan mencapai 1.470 meter, dengan kedalaman sekitar 40 meter di bawah permukaan tanah.

Terowongan ini berfungsi sebagai benteng pertahanan militer, tempat penyimpanan senjata, barak, penjara, bahkan ruang penyiksaan bagi tawanan. Pembangunannya sangat strategis, tersembunyi di bawah perbukitan, serta menggunakan rekayasa arsitektur militer yang canggih untuk masa itu.

Struktur dan Ruangan dalam Lubang Jepang

Lubang Jepang memiliki beberapa bagian penting yang masih bisa dikunjungi hingga hari ini:

Ruang Penjara: Tempat para tahanan politik dan warga lokal ditahan.

Ruang Interogasi dan Penyiksaan: Dilengkapi dengan lorong sempit dan ventilasi terbatas.

Gudang Amunisi: Menyimpan berbagai perlengkapan militer dan senjata.

Dapur dan Barak Tentara: Menjadi tempat hidup sehari-hari tentara Jepang di bawah tanah.

Lorong Pelarian: Jalur rahasia yang diduga menghubungkan ke tempat-tempat strategis di Bukittinggi.

Material yang digunakan untuk membangun terowongan ini mayoritas berasal dari sekitar kawasan, seperti pasir dan batu kapur. Terowongan ini dirancang tahan gempa dan serangan udara.

Kini Menjadi Objek Wisata Sejarah

Sejak tahun 1984, Lubang Jepang dibuka untuk umum sebagai objek wisata sejarah oleh pemerintah kota Bukittinggi dan terus mengalami berbagai proses pemeliharaan. Situs ini kini dilengkapi dengan penerangan, tangga yang aman, serta pemandu wisata yang siap memberikan penjelasan sejarah secara mendalam.

Menurut Dinas Pariwisata Bukittinggi, kunjungan wisatawan ke Lubang Jepang meningkat setiap tahunnya, baik dari kalangan pelajar, peneliti sejarah, maupun wisatawan mancanegara. Tempat ini dianggap sebagai salah satu terowongan militer terpanjang dan terkuat di Asia Tenggara dari masa penjajahan Jepang.

Peringatan dan Edukasi

Pemerintah daerah dan pengelola situs terus mengingatkan pengunjung bahwa Lubang Jepang bukan sekadar objek wisata, tetapi juga tempat penghormatan terhadap korban kerja paksa (romusha) yang kehilangan nyawa demi proyek militer ini. Papan peringatan, monumen kecil, dan papan informasi tersedia di beberapa titik untuk menekankan pentingnya pelestarian sejarah.

Terkini